Jumat, 26 September 2008

Respect

Saatnya Lebih Respect Dengan Lingkungan Sekitar Kita
Bumi perlu suara, Bumi perlu solusi, Bumi perlu tindakan, Bumi perlu Perubahan. Benar, kata-kata tadi mengingatkan kita pada kondisi dimana tempat kita berpijak, yang memang sekarang perlu perhatian lebih. Dan lebih mengacu lagi pada hari lingkungan hidup yang diperingati pada tanggal 5 Juli (Di Kalimantan Barat sendiri diikuti dengan pemilihan Duta lingkungan Hidup 2008 yang diselesaikan pada tanggal 1 Agustus). Yang mana kita seakan-akan diberi awareness untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar kita, yang secara langsung maupun tidak langsung telah menopang kehidupan kita, dimana dengan perspektif yang lebih besar yaitu pada bumi kita.
 Bumi telah memberi sinyal pada kita untuk lebih peduli, setelah apa yang kita perbuat terhadapnya, dengan artian perilaku-perilaku manusia yang tidak ramah lingkungan, adapun sinyal-sinyal yang diberikan itu dapat berupa, seperti yang kita lihat di Koran Pontianak post bahwa terjadinya kabut asap yang periodic dan selalu kontinyu di kota Pontianak padahal kota Pontianak hanya tidak ada hujan selama 2 pekan saja apalagi jika 1 bulan?, sinyal berikutnya ialah lebih panjangnya musim kemarau yang menyebabkan kekeringan dan gagal panen dibeberapa tempat, berubahnya struktur ekologi dan sifat perairan (Parit-parit kota, Sungai-sungai dan Danau) di Kalimantan barat, dan lainnya yang mana kita manusia lebih suka menyebutnya dengan bencana alam tetapi alangkah lebih baiknya jika kita melihat hal tersebut sebagai “Peringatan Alam” atau tanda-tanda yang diberikan alam kepada manusia atas apa yang telah kita lakukan terhadap alam atau lingkungan sekitar kita tempat kita hidup.
 Dengan masih hangatnya suasana hari lingkungan hidup pada tahun ini yang bertemakan “Ubah perilaku dan Cegah pencemaran lingkungan”. Dalam tema ini menegaskan bahwa sampai detik ini pun pencemaran dan pengrusakan lingkungan masih saja terjadi, bahkan masih banyak terjadi seperti yang diungkapkan Green Peace melalui datanya bahwa laju kerusakan hutan di Indonesia dari tahun 2000 – 2005 sebanyak 2,4 Juta hektar per tahunnya dan bisa dibayangkan sekitar 3 kali lapangan bola tiap menitnya. Memang sungguh ironis jika kita melihat tindakan destructive logging yang masih sangat massive, untuk itu sudah selayaknya kita mengubah perilaku kita mulai dari diri sendiri untuk lebih mencintai dan ramah terhadap lingkungan kita. Dan lebih ditekankan lagi yaitu sudah selayaknyalah kita lebih sensitif dengan lingkungan sekitar, seperti teori bola salju maka bisa dimulai dari diri sendiri kemudian ke lingkup yang lebih besar seperti keluarga, kemudian kantor, sekolah dan terus berkembang ke yang lebih besar. Jika kita mengingat dan menimbang pada UU no 23 tahun 1997 Tentang Lingkungan Hidup, pada pasal 6 yang berbunyi : “bahwa setiap warga Negara wajib melestarikan fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup”. Untuk itu sebagai warga Negara yang baik maka sudah layak dan sepantasnyalah kita mulai dari sekarang untuk ramah pada lingkungan dan lebih sensitif pada peringatan yang alam berikan, misalnya saja untuk di Kota Pontianak sendiri mempunyai masalah yaitu sampah, dimulai dari hal kecil ini kita dapat berpatsipasi pada sampah kita sendiri yaitu dengan tidak membuang sampah ke selokan, parit atau sungai, dan yang menjadi kebiasaan ialah menumpuk sampah itu dan kita bakar begitu saja yang kita anggap itu adalah menyelesaikan masalah padahal itulah awal permasalahan, jadi hal seperti ini yang harus kita ubah dan kita juga dapat membayarnya dengan menanam pohon yang memiliki daya serap karbon yang tinggi disekitar halaman rumah. Untuk langkah awal mungkin kita bisa memilah-milah sampah kita dari sampah organik dan yang organik (lebih khsusus lagi melihat pada sampah yang ramah lingkungan atau tidak). Dan lebih spesifik lagi pada sampah anorganik yang bisa digunakan ulang atau pun didaur ulang dipisahkan dengan sampah yang mempunyai sifat-sifat kimiawi yang mampu mencemari/tidak ramah lingkungan seperti oli bekas, tinta printer dan lainnya. Alangkah lebih mudahnya dalam pengelolaan sampah jika dari tiap rumah saja sudah memulai melakukan pemilah-milahan sampah. Masih banyal lagi perilaku-perilaku yang perlu diubah untuk lebih ramah lingkungan dimana semuanya bermula pada tingkat inisiatif dan tingkat sensitif kita pada lingkungan sekitar seperti mulai melakukan penghematan pengunaan listrik dan air, mengurangi penggunaan tissue, mengurangi penggunaan perhiasan yang berlebihan, ,mengurangi penggunaan Freon dari AC/freezer yang tidak ramah lingkungan dan lainnya.
 Walaupun pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada lingkungan hidup, tapi yang lebih penting untuk kita mendukung kebijakan tersebut ialah partisipasi kita untuk lebih ramah pada lingkungan. Sudah saatnya, mari lepaskan topi kita, hilangkan perbedaan, singsingkan lengan baju kita, mari bersama-sama menjaga lingkungan hidup kita. SALAM LESTARI !!!

Tidak ada komentar: